REMBANG – Pembelajaran tatap muka (PTM) baru bisa dijalankan, jika Kabupaten Rembang masuk pemberlakuan pembatasan kegatan masyarakat (PPKM) level 2.
Hal itu disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz saat jumpa pers di rumah dinasnya, Minggu (1/8/2021). Disampaikan, pihaknya memahami banyak orang tua atau wali murid menghendaki agar pembelajaran segera dilakukan secara tatap muka. Namun, hal itu belum bisa dilakukan, sebab pemerintah daerah tidak bisa mengambil kebijakan sendiri, karena terikat oleh kebijakan dari pemerintah pusat.
“Ndak boleh nabrak. Secara umum, kita harus tetap patuh dengan instruksi pemerintah pusat,” tandasnya.
Untuk itu, bupati mengajak masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan, supaya Kabupaten Rembang bisa turun ke PPKM level 2. Ketika sudah masuk level 2, pasti pembatasan akan dilonggarkan, termasuk sekolah tatap muka di daerah zona hijau.
“Trend kasus aktif Covid-19 sebenarnya menurun, tapi angka kematian yang masih tinggi, makanya masih level 4. Ketika sudah level 2, sekolah bisa tatap muka, di zona hijau. Yang oranye dan merah belum bisa,” tutur bupati.
Dijelaskan, dari data yang ia terima sudah menggembirakan. Dari total 3.900 RT, kawasan yang sudah hijau lebih dari 3.500 RT.
“Yang kuning 200 RT sekian, sedangkan sisanya oranye. Merah nggak ada, itu kalau sebaran di tingkat RT,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah, Kepala SMP N 3 Pamotan sekaligus Pelaksana Tugas Kepala SMP N I Pamotan, Ngadiyono menyatakan, sebenarnya mayoritas orang tua/wali murid sudah sangat menginginkan pembelajaran tatap muka. Di mana, mereka sudah menandatangani surat pernyataan membolehkan putra/putrinya mengikuti PTM.
“Jika PTM dibuka, kami juga kerja sama dengan puskesmas setempat, untuk ikut memantau sekaligus melakukan promosi kesehatan di sekolah kami,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, guru maupun tenaga administrasi sekolah sudah divaksin untuk tahap pertama dan kedua. Sarana dan prasarana sekolah untuk menjamin protokol kesehatan, juga telah dilengkapi.
“Tempat cuci tangan di depan maupun di semua kelas sudah ada. Hand sanitizer, thermo gun nggak ada masalah. Apalagi pada bulan April lalu, SMP N I Pamotan sudah pernah menggelar uji coba pembelajaran tatap muka,” kata Ngadiyono.
Disampaikan, saat ini pihak sekolah masih melangsungkan pembelajaran daring/online, sambil menunggu kebijakan dari Pemkab Rembang, terkait kapan dimulai sekolah tatap muka.
“Sebenarnya kalangan guru juga banyak yang ingin belajar tatap muka digelar. Cuma kita harus patuh dengan regulasi pemerintah,” pungkasnya. (*/cr1)
Sumber: banten.siberindo.co