SEMARANG – Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jayawijaya Wamena menilai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai salah satu tokoh pemersatu perbedaan suku, agama, dan ras. Itu disampaikan perwakilan ikatan pelajar dan mahasiswa Wamena yang datang bertamu ke rumah dinas Puri Gedeh, Rabu (8/12/2021).
“Pak Ganjar itu salah satu tokoh yang berjiwa milenial, salah satu tokoh juga yang bisa menyatukan kami dari sisi perbedaan suku, agama, dan lainnya,” kata Yanuar Mabel, perwakilan Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jayawijaya Wamena se-Jawa-Bali, saat ditemui di Puri Gedeh.
Hal itu juga yang kemudian mendasari para pelajar dan mahasiswa Wamena untuk mengundang Ganjar Pranowo, hadir pada acara musyawarah besar Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jayawijaya, Wamena, yang rencananya digelar akhir tahun ini. Tidak hanya itu, mereka juga mengundang Ganjar untuk berkunjung ke Wamena yang ada di sekitar Lembah Baliem, Papua.
“Kami bermaksud mengundang Pak Ganjar hadir di kegiatan kami. Kemarin beliau sempat datang di PON Papua tetapi tidak sampai ke Wamena, sehingga kami tadi sempat cerita agar berkenan datang ke kampung kami di Wamena. Kalau Bapak belum datang ke Wamena, berarti belum datang ke Papua. Beliau siap, ketika ada libur akan datang ke sana,” katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan ia diminta datang ke acara Mubes Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jayawijaya Wamena. Mereka mengundang karena sebelumnya melihat video-video saat ia berkunjung ke Papua beberapa waktu lalu.
“Mereka mau mengundang saya. Tadi sempat ngobrol dan bercanda. Ternyata mereka melihat video-video saya waktu datang ke PON Papua,” katanya.
Terkait acara yang rencananya di gelar akhir tahun ini, Ganjar mengusulkan agar waktunya digeser. Sebab waktu itu berbarengan dengan kebijakan dari pemerintah terkait pencegahan Covid-19 selama Natal dan Tahun Baru. Menurut Ganjar acara itu bagus sehingga sangat disayangkan apabila nanti terbentur dengan kebijakan Nataru. Termasuk, saran agar acara juga digelar secara hybrid untuk mengantisipasi jumlah peserta yang hadir.
“Mereka ingin saya hadir di acara itu tapi waktunya saja waktunya saja. Mereka ingin buat acara di tengah kondisi menjaga pandemi, maka saya sarankan agar maju atau diundur setelah Januari,” ungkapnya.
Ganjar juga mengapresiasi semangat luar biasa yang dimiliki oleh pelajar dan mahasiswa Wamena. Ia berharap ke depan para pelajar dan mahasiswa itu kembali ke Wamena untuk membangun daerahnya.
“Spiritnya menurut saya luar biasa karena mereka itu datang dari Jakarta dan Bandung, kemudian ada yang di Semarang, dan hari ini bisa bertemu. Kita kasih semangat mereka karena sedang belajar di seluruh Jawa-Bali, untuk kemudian kita harapkan mereka pulang untuk membangun daerahnya,” tutur Ganjar, dilansir jatengprov.go.id.
Sementara itu, terkait undangan agar berkunjung langsung ke Wamena, Ganjar mengatakan hal tersebut sudah menjadi impiannya sejak lama. Wamena menjadi salah satu daftar daerah yang ingin sekali dikunjungi Ganjar. Apalagi selama kunjungan di Papua beberapa waktu lalu kesempatan untuk datang ke Wamena belum tercapai.
Menurut Ganjar, Wamena yang berada di Lembah Balkem selalu menawarkan cerita indah dan menarik, baik dari sisi budaya, sejarah, maupun pariwisatanya. Ditambah banyak orang-orang Eropa yang datang ke sana untuk berlibur.
“Saya waktu ke Papua saya ingin datang ke Wamena, tempatnya indah dan cantik. Jadi kalau ada waktu memang ingin sekali ke Wamena,” tandasnya. (*/cr1)