SEMARANG – Pada saat pemerintah memprogramkan vaksinasi Covid-19, pendamping desa dan pendamping lokal desa juga ikut membantu pencapaian target vaksinasi. Tentu kegiatan yang dilakukan tidak selalu berjalan mulus.
Seperti yang diceritakan Leli Isnaini, pendamping desa yang mendampingi di Kecamatan Banjarnegara. Saat ditemui dalam kegiatan Peningkatan Pendampingan Lokal Desa dalam Menanggulangi kemiskinan Ekstrem Provinsi Jawa Tengah, di Hotel MG Setos, Minggu (5/12/2021).
Leli menuturkan pernah menghadapi warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang tidak mau divaksin. Jumlahnya memang tidak banyak, tapi hal itu tetap menjadi penghambat pencapaian vaksinasi. Pihaknya sudah melakukan edukasi dan kemudian berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat. Akhirnya pemerintah membantu dengan menerbitkan surat penangguhan pemberian BLT, apabila enggan divaksin.
“Untuk penerima BLT dana desa, bagi yang belum dilaksanakan (vaksinasi), ada surat untuk ditangguhkan (pencairan BLT). Alhamdulillah dengan adanya surat penangguhan tersebut, mereka terbuka hatinya untuk melaksanakan vaksin,” jelasnya
Saat warga akan mencairkan BLT, lanjutnya, petugas akan melakukan verifikasi data dulu. Dalam proses itu, akan ditanyakan apakah warga penerima BLT sudah melakukan vaksinasi. Apabila belum, maka akan diminta vaksinasi terlebih dahulu.
“Jadi program vaksin berjalan, BLT juga berjalan,” ujarnya, dilansir jatengprov.go.id.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengakui, tugas pendamping desa dan pendamping lokal desa di masa pandemi Covid-19 memang tidak ringan.
“Pada saat kondisi Covid-19 kemarin, tugas panjenengan cukup berat. Bagaimana masalah data, bagaimana masalah panjenengan semua ketika di dalam Jogo Tonggo, bagaimana menjaga semua terlibat, bagaimana mengedukasi masyarakat, masyarakat desa,” jelasnya.
Di akhir tahun ini, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih mengejar target vaksinasi, terutama bagi Lansia (Lanjut Usia). Di wilayah kota, cakupannya sudah bagus. Namun di Kabupaten masih perlu dikebut.
“Di kota sudah bagus, tapi di kabupaten masih 40-an persen. Kami juga mohon bantuan Bapak/ Ibu sekalian bagaimana mengajak orang-orang tua untuk mau vaksinasi karena masyarakat yang sudah sepuh yang biasanya, aku nggak apa-apa kok disuntik. Karena orang desa itu kalau disuntik itu identik dengan sakit. Ini butuh edukasi, sehingga peran Bapak Ibu sekalian sangat penting,” paparnya
Pihaknya berharap, sampai penghujung tahun 2021, Pemprov Jawa Tengah bisa mencapai target vaksinasi minimal 70 persen. Sehingga, terbentuk kekebalan kelompok dan kemudian bisa fokus pada kegiatan pemulihan ekonomi. (*/cr1)