MAGELANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar uji coba pembelajaran secara tatap muka di sekolah mulai 5-16 April 2021, di tengah situasi pandemi Covid-19.
Uji coba PTM berlangsung di 140 sekolah, masing-masing 35 sekolah tingkat SMP, SMA, SMK, dan MA di provinsi dengan 35 kabupaten dan kota itu. Berdasarkan masukan sejumlah ahli, uji coba tingkat PAUD, TK, dan SD ditunda.
Kegiatan itu untuk persiapan menuju pembukaan kembali sekolah pada Juli mendatang, sesuai surat keputusan bersama empat menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Meneri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
Panduan PTM di tengah pandemi sudah diterbitkan pemerintah. Uji coba penyelenggaraan PTM, terutama menyangkut penerapan protokol kesehatan di sekolah, supaya memberikan mencegah tidak muncul klaster baru penularan virus.
Program vaksinasi Covid-19 yang tengah berlangsung, termasuk dengan sasaran kalangan dunia pendidikan, juga menjadi bagian dari persiapan pembukaan kembali sekolah dan antisipasi penularan pandemi virus.
Pelaksanaan uji coba tidak terjebak kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan standar yang telah ditetapkan, namun sekaligus mencobakan paduan dengan KBM secara daring.
Terlebih, tidak 100 persen siswa boleh mengikuti PTM di tengah pandemi. Ada ketentuan pembatasan kuantitas anak yang boleh masuk kelas.
Pembelajaran tatap muka mendatang, tidak mengabaikan KBM secara daring sebagaimana telah dijalani seoptimal mungkin oleh komunitas sekolah selama pandemi setahun terakhir ini.
Ke depan, antara PTM dan KBM daring, semestinya diselenggarakan secara selaras, tidak sekadar mengatur jumlah siswa yang bergantian datang ke sekolah untuk mengikuti pelajaran.
Tujuan keselarasan itu, mengoptimalkan capaian terbaik pembelajaran anak-anak di tengah perkembangan situasi pandemi.
Uji coba PTM juga mesti dijalankan sungguh-sungguh, bukan sekadar formalitas atau prosedur pelaporan menunju pembukaan kembali sekolah. Ia juga bukan acara seremonial karena ditinjau pejabat.
Evaluasi menyeluruh atas uji coba PTM tetap menjadi kebutuhan vital untuk pengambilan keputusan terbaik, apakah jadi membuka atau harus menunda pembukaan kembali KBM di sekolah.
Kalau akhirnya hasil evaluasi diputuskan PTM dibuka bukan berarti lega dan bahkan abai pandemi.
Sebaliknya, kalau ditunda hendaknya bukan disikapi kecewa atau bahkan dianggap malapetaka pendidikan. Masing-masing keputusan sama-sama menghadirkan tantangannya.
Dalam keadaan apa pun, proses pendidikan memang tidak boleh terhenti. Selalu dilakukan upaya-upaya melangsungkannya seoptimal mungkin demi generasi masa depan.
Uji coba PTM di tengah pandemi untuk mewujudkan kehadiran proses pendidikan secara optimal bagi anak didik, termasuk bagian dari langkah penting membumikan PTM itu sendiri di tengah pandemi. (*/cr1)
sumber : siberindo.co